MAKALAH
TOLERANSI
DAN KERUKUNAN
Nama
Kelompok :
·
Adelia
·
Fahrulroji
·
Haura Nurul Syifa
·
Sri Indah Purnama Sari
Kelas
: XI Ap 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga makalah
ini dapat terselesaikan dengan baik, karena tanpa-Nya mustahil makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai
bahan pembelajaran kami, dalam mengenal lebih jauh tentang agama islam.
Terlebih ini adalah tugas dari guru yang harus kami kerjakan dan harus kami
selesaikan. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat memberikan banyak
manfaat, khususnya bagi kami, dan umumnya bagi semua yang membaca makalah ini.
Pada kesempatan ini kami
ingin mengucapkan terima kasih kepada guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yang
telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini, kepada orang tua kami
yang selalu mendo’akan kami, dan kepada seluruh pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini, yang tak bisa kami sebutkan satu persatu
tetapi tidak mengurangi rasa hormat kami.
Akhirnya, sesuai dengan
kata pepatah “tiada gading yang tak retak,” atau “sepandai-pandainya tupai
melompat pasti akan jatuh juga,” kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kebenaran dan kesempurnaan
hanyalah milik Allah semata.
Tulungagung, 02 Desember 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
DAFTAR ISI
BAB PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
BAB PEMBAHASAN
Pendahuluan
Pengertian Toleransi
Toleransi Beragama menurut Islam
Konsep Kerukunan Umat Beragama
Sejarah Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
BAB
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk
indiviudu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya
manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain dalam rangka
memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam masyarakat,
seorang individu akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang berbeda warna
dengannya salah satunya adalah perbedaan agama.
Dalam rangka menjaga
keutuhan dan persatuan dalam masyarakat maka diperlukan sikap saling
menghormati dan saling menghargai, sehingga gesekan-gesekan yang dapat
menimbulkan pertikaian dapat dihindari. Masyarakat juga dituntut untuk saling
menjaga hak dan kewajiban diantara mereka antara yang satu dengan yang lainnya.
Dalam AL-QUR’AN juga dibahas
tentang toleransi Oleh karena itu kita sebagai umat muslim sudah sepatutnya
menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat beragama dan saling
menghormati antar hak dan kewajiban yang ada diantara kita demi keutuhan
Negara.
Kebebasan beragama pada hakikatnya
adalah dasar bagi terciptanya kerukunan antar umat beragama. Tanpa kebebasan
beragama tidak mungkin ada kerukunan antar umat beragama. Kebebasan beragama
adalah hak setiap manusia. Hak untuk menyembah Tuhan diberikan oleh Tuhan, dan
tidak ada seorang pun yang boleh mencabutnya.
Demikian juga sebaliknya,
toleransi antarumat beragama adalah cara agar kebebasan beragama dapat
terlindungi dengan baik. Kebebasan dan toleransi tidak dapat diabaikan. Namun
yang sering kali terjadi adalah penekanan dari salah satunya, misalnya
penekanan kebebasan yang mengabaikan toleransi dan usaha untuk merukunkan
dengan memaksakan toleransi dengan membelenggu kebebasan. Untuk dapat
mempersandingkan keduanya, pemahaman yang benar mengenai kebebasan beragama dan
toleransi antar umat beragama merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan
sehari-hari dalam bermasyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
·
Bagaimana isi kandungan surat yunus ayat 40-41
·
Bagaimana tentang toleransi dan kerukunan antar umat beragama di
Indonesia
·
Bagaimana isi kandungan surat Al Maidah ayat 32
·
Bagaimana menelaah kembali surat Al Maidah ayat 32
sebagai salah satu Surat yang membahas tentang
cara menghindarkan diri dari tindakan kekerasan
1.3 Tujuan
Sejalan
dengan persoalan yang telah dikemukakan diatas, penulisan makalah ini mempunyai manfaat untuk :
·
Mengetahui isi kandungan surat yunus ayat 40-41
·
Mengetahui salah satu Surat yang membahas tentang
toleransi.
·
Mengetahui tentang toleransi dan kerukunan antar umat beragama di
Indonesia
·
Mengetahui isi kandungan surat Al Maidah ayat 32
BAB II
KAJIAN TEORI
Toleransi
berasal dari kata “ Tolerare ” yang berasal dari bahasa latin yang berarti
dengan sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi secara luas adalah
suatu sikap atau perilakumanusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana
seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan.
Toleransi adalah istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat
diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah toleransi
beragama, dimana penganut mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan
keberadaan agama-agama lainnya. Istilah
toleransi juga digunakan dengan menggunakan definisi "kelompok" yang
lebih luas, misalnya partai politik, orientasi seksual, dan lain-lain. Hingga saat ini masih banyak kontroversi dan
kritik mengenai prinsip-prinsip toleransi, baik dari kaum liberal maupun konservatif.
2.1 Q.S YUNUS (10) AYAT 40
DAN 41
Artinya :
Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Qur’an, dan di
antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih
mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. Jika mereka mendustakan
kamu, maka katakanlah: “Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu
berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap
apa yang kamu kerjakan”. ( QS Yunus 40-41 )
Dalam ayat 40 ini, Allah
SWT menjelaskan bahwa orang yang pernah menerima seruan dakwah Nabi Muhammad,
ada orang-orang yang berIman kepada Al-Qur’an dan mengikutinya serta memperoleh
manfaat dari risalah yang di sampaikannya. Tapi ada juga yang tidak beriman
kepada nabi Muhammad, mereka mati dalam kekafiran.
Pada ayat yang ke 41 surat
Yunus, bahwa Islam sangat menghargai perbedaan-perbedaan diantara manusia,
karena masing-masing punya hak. Dan tidak boleh memaksakan orang lain memeluk
agama Islam, sekalipun Islam agama yang benar.
ISI KANDUNGAN SURAH YUNUS
AYAT 40-41
1.
Ada golongan umat manusia yang beriman terhadap Al-Qur'an dan ada yang tidak
beriman kepada Al-Qur'an.
2.
Allah SWT mengetahui sikap dan perilaku orang-orang yang beriman yang bertakwa
kepada Allah SWT dan orang-orang yang tidak beriman yang berbuat durhaka kepada
Allah SWT.
3.
Orang-orang yang beriman kepada Allah SWT (umat Islam) harus yakin bahwa Rasul
Allah SWT yang terakhir adalah Nabi Muhammad SWT dan Al-Qur'an adalah kitab
suci yang harus dijadikan pedoman hidup umat manusia sampai akhir zaman.
Umat Islam harus menyadari bahwa setiap amal perbuatan
manusia baik ataupun buruk diketahui oleh Allah SWT. Dan masing-masing orang
akan memikul dosanya sendiri-sendiri.
2.2 Q.S AL-MAIDAH AYAT 32
|
||
مِنۡ
اَجۡلِ ذٰ لِكَ ۛؔ ۚ كَتَبۡنَا عَلٰى
بَنِىۡۤ اِسۡرَآءِيۡلَ اَنَّهٗ
مَنۡ قَتَلَ نَفۡسًۢا بِغَيۡرِ نَفۡسٍ اَوۡ فَسَادٍ فِى الۡاَرۡضِ فَكَاَنَّمَا
قَتَلَ النَّاسَ جَمِيۡعًا ؕ
وَمَنۡ اَحۡيَاهَا فَكَاَنَّمَاۤ اَحۡيَا النَّاسَ جَمِيۡعًا ؕ
وَلَـقَدۡ جَآءَتۡهُمۡ رُسُلُنَا بِالۡبَيِّنٰتِ ثُمَّ اِنَّ كَثِيۡرًا
مِّنۡهُمۡ بَعۡدَ ذٰ لِكَ فِى الۡاَرۡضِ لَمُسۡرِفُوۡنَ ﴿۳۲﴾
|
ARTINYA :
Dengan
sebab (kisah pembunuhan kejam) yang demikian itu Kami tetapkan atas Bani
Isra`il, bahawasanya sesiapa yang membunuh seorang manusia dengan tiada alasan
yang membolehkan membunuh orang itu, atau (kerana) melakukan kerosakan di muka
bumi, maka seolah-olah dia telah membunuh manusia semuanya dan sesiapa yang
menjaga keselamatan hidup seorang manusia, maka seolah-olah dia telah menjaga
keselamatan hidup manusia semuanya. Dan demi sesungguhnya, telah datang kepada
mereka Rasul-rasul Kami dengan membawa keterangan yang cukup terang kemudian,
sesungguhnya kebanyakan dari mereka sesudah itu, sungguh-sungguh menjadi
orang-orang yang melampaui batas (melakuan kerosakan) di muka bumi.
Ayat tadi terdapat tiga pelajaran
yang dapat dipetik:
a.
Nasib manusia sepanjang sejarah memiliki kaitan dengan orang lain. Sejarah
kemanusiaan merupakan mata rantai yang saling berhubungan. Karena
itu, terputusnya sebuah mata rantai akan mengakibatkan musnahnya
sejumlah besar umat manusia.
b.
Nilai suatu pekerjaan berkaitan dengan tujuan mereka. Pembunuhan seorang
manusia dengan maksud jahat, merupakan pemusnahan sebuah masyarakat, tetapi
eksekusi terhadap seorang pembunuh dalam rangka qishash merupakan
sumber kehidupan masyarakat.
Mereka
yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan penyelamatan jiwa manusia,
seperti para dokter dan perawat, harus mengerti nilai pekerjaan mereka.
Menyembuhkan atau menyelamatkan orang yang sakit dari kematian, bagaikan
menyelamatkan sebuah masyarakat dari kehancuran
2.3 Hadis yang Terkait
Dalam hadis Rasulullah saw. ternyata cukup banyak
ditemukan hadis-hadis yang memberikan perhatian secara verbal tentang toleransi
sebagai karakter ajaran inti Islam. Hal ini tentu menjadi pendorong yang
kuat untuk menelusuri ajaran toleransi dalam Alquran, sebab apa yang
disampaikan dalam hadis merupakan manifestasi dari apa yang disampaikan dalam
Alquran.
Di dalam salah satu hadis Rasulullah saw., beliau
bersabda :
حَدَّثَنِا
عبد الله حدثنى أبى حدثنى يَزِيدُ قَالَ أنا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ عَنْ
دَاوُدَ بْنِ الْحُصَيْنِ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قِيلَ
لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ اْلأَدْيَانِ أَحَبُّ
إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ.
[Telah
menceritakan kepada kami Abdillah, telah menceritakan kepada saya Abi telah menceritakan
kepada saya Yazid berkata; telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ishaq
dari Dawud bin Al Hushain dari Ikrimah dari Ibnu 'Abbas, ia berkata; Ditanyakan
kepada Rasulullah saw. "Agama
manakah yang paling dicintai oleh Allah?" maka beliau bersabda: "Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi toleran)]"
Ibn Hajar al-Asqalany ketika menjelaskan hadis ini,
beliau berkata: “Hadis ini di riwayatkan
oleh Al-Bukhari pada kitab Iman, Bab
Agama itu Mudah” di dalam sahihnya secara
mu'allaq dengan tidak menyebutkan sanadnya karena tidak termasuk dalam
kategori syarat-syarat hadis sahih menurut Imam al-Bukhari, akan tetapi beliau
menyebutkan sanadnya secara lengkap dalam al-Adâb al-Mufrad yang diriwayatkan dari
sahabat Abdullah ibn ‘Abbas dengan sanad yang hasan. Sementara Syekh Nasiruddin al-Albani mengatakan bahwa hadis
ini adalah hadis yang kedudukannya adalah hasan lighairih.”
Berdasarkan hadis di atas dapat dikatakan bahwa Islam
adalah agama yang toleran dalam berbagai aspeknya, baik dari aspek akidah maupun
syariah, akan tetapi toleransi dalam Islam lebih dititikberatkan pada wilayah
mua’malah. Rasulullah saw. bersabda :
حَدَّثَنَا
عَلِيُّ بْنُ عَيَّاشٍ حَدَّثَنَا أَبُو غَسَّانَ مُحَمَّدُ بْنُ مُطَرِّفٍ قَالَ
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُنْكَدِرِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا سَمْحًا إِذَا بَاعَ وَإِذَا اشْتَرَى وَإِذَا اقْتَضَى.
[Telah menceritakan kepada kami 'Ali bin 'Ayyasy telah menceritakan
kepada kami Abu Ghassan Muhammad bin Mutarrif berkata, telah menceritakan
kepada saya Muhammad bin al-Munkadir dari Jabir bin 'Abdullah ra. bahwa
Rasulullah saw. bersabda: "Allah merahmati orang yang memudahkan ketika
menjual dan ketika membeli, dan ketika memutuskan perkara"].
Imam al-Bukhari memberikan makna pada
kata ‘as-samâhah’ dalam hadis ini dengan kata kemudahan, yaitu pada “Bab Kemudahan dan Toleransi dalam Jual-Beli”. Sementara Ibn Hajar
al-‘Asqalâni ketika mengomentari hadis ini beliau berkata: "Hadis ini
menunjukkan anjuran untuk toleransi dalam interaksi sosial dan menggunakan
akhlak mulia dan budi yang luhur dengan meninggalkan kekikiran terhadap diri
sendiri, selain itu juga menganjurkan untuk tidak mempersulit manusia dalam
mengambil hak-hak mereka serta menerima maaf dari mereka.
Islam sejak diturunkan berlandaskan pada asas kemudahan, sebagai-mana Rasulullah
saw. bersabda :
حَدَّثَنَا عَبْدُ
السَّلاَمِ بْنُ مُطَهَّرٍ قَالَ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ عَلِيٍّ عَنْ مَعْنِ بْنِ
مُحَمَّدٍ الْغِفَارِيِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ
الدِّينَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ فَسَدِّدُوا
وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ
مِنْ الدُّلْجَةِ.
[Telah
menceritakan kepada kami Abdus Salam bin Muthahhar berkata, telah menceritakan
kepada kami Umar bin Ali dari Ma'an bin Muhammad Al Ghifari dari Sa'id bin Abu
Sa'id Al Maqburi dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Sesungguhnya agama itu mudah, dan tidaklah seseorang
mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkan (semakin berat dan sulit). Maka
berlakulah lurus kalian, men-dekatlah
(kepada yang benar) dan berilah kabar gembira dan minta tolong-lah
dengan al-ghadwah
(berangkat di awal pagi) dan ar-ruhah (berangkat setelah zhuhur) dan
sesuatu dari ad-duljah (berangkat di waktu malam)"].
Ibn Hajar al-‘Asqalâni berkata bahwa makna hadis ini adalah larangan bersikap tasyaddud
(keras) dalam agama yaitu ketika seseorang memaksa-kan diri dalam melakukan
ibadah sementara ia tidak mampu melaksana-kannya itulah maksud dari kata : "Dan
sama sekali tidak seseorang berlaku keras dalam agama kecuali akan
terkalahkan" artinya bahwa agama tidak dilaksanakan dalam bentuk
pemaksaan maka barang siapa yang memaksakan atau berlaku keras dalam agama,
maka agama akan mengalahkannya dan menghentikan tindakannya.
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa suatu ketika
Rasulullah saw. datang kepada ‘Aisyah ra., pada waktu itu terdapat seorang
wanita bersama ‘Aisyah ra., wanita tersebut memberitahukan kepada Rasulullah
saw. perihal salatnya, kemudian Rasulullah saw. bersabda :
مَهْ، عَلَيْكُمْ بِمَا
تُطِيقُونَ فَوَاللَّهِ لَا يَمَلُّ اللَّهُ حَتَّى تَمَلُّوا وَكَانَ أَحَبَّ
الدِّينِ إِلَيْهِ مَادَامَ عَلَيْهِ صَاحِبُهُ
["Hentikan, Kerjakan apa yang sanggup kalian
kerjakan, dan demi Allah sesungguhnya Allah tidak bosan hingga kalian bosan,
dan Agama yang paling dicintai disisi-Nya adalah yang dilaksanakan oleh
pemeluknya secara konsisten"].
Hadis ini menunjukkan
bahwa Rasulullah saw. tidak memuji amalan-amalan yang dilaksanakan oleh wanita
tersebut, dimana wanita itu menberitahukan kepada Rasulullah saw. tentang salat
malamnya yang membuatnya tidak tidur pada malam hari hanya bertujuan untuk
mengerja-kannya, hal ini ditunjukkan ketika Rasulullah saw. memerintahkan
kepada ‘Aisyah ra. untuk menghentikan cerita sang wanita, sebab amalan yang
dilaksanakannya itu tidak pantas untuk dipuji secara syariat karena di dalamnya
mengandung unsur memaksakan diri dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam,
sementara Islam melarang akan hal tersebut sebagaimana yang ditunjukkan pada
hadis sebelumnya.
Keterangan ini menunjukkan bahwa di dalam agama sekalipun
terkandung nilai-nilai toleransi, kemudahan, keramahan, dan kerahmatan yang
sejalan dengan keuniversalannya sehingga menjadi agama yang relevan pada setiap
tempat dan zaman bagi setiap kelompok masyarakat dan umat manusia.
Terdapat banyak ayat-ayat Alquran yang menjelaskan bahwa
Islam adalah agama yang sarat dengan kemudahan di antaranya adalah firman Allah
swt:
---هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا
جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ ---
[Dia telah memilih kamu. Dan dia sekali-kali tidak
menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan].
Pada ayat lain Allah berfirman :
---يُرِيدُ اللّهُ بِكُمُ
الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ---
[Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu].
Selanjutnya, di dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah saw.
bersabda :
"هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُونَ" قَالَهَا ثَلَاثً
Kata "al-Mutanatti'un"
adalah orang-orang yang berlebihan dan me-lampaui batas dalam menjelaskan
dan mengamalkan ajaran-ajaran agama. Al-Qâdi ‘Iyad mengatakan bahwa, maksud dari kehancuran mereka
adalah di akhirat. Hadis ini merupakan peringatan untuk menghindari sifat keras
dan berlebihan dalam melaksanakan ajaran agama.
Toleransi dalam Islam
bukan berarti bersikap sinkretis. Pemahaman yang sinkretis dalam toleransi
beragama merupakan dan kesalahan dalam memahami arti tasâmuh yang
berarti menghargai, yang dapat mengakibat-kan pencampuran antar yang hak dan
yang batil (talbisu al-haq bi al-bâtil), karena sikap sinkretis adalah
sikap yang menganggap semua agama sama. Sementara sikap toleransi dalam Islam
adalah sikap menghargai dan menghormati keyakinan dan agama lain di luar Islam,
bukan menyamakan atau mensederajatkannya dengan keyakinan Islam itu sendiri.
Pada ayat ini terdapat
perintah untuk mengajak para ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani untuk
menyembah kepada Tuhan yang tunggal dan tidak mempertuhankan manusia tanpa
paksaan dan kekerasan sebab dalam dakwah Islam tidak mengenal paksaan untuk
beriman sebagaimana Allah swt. berfirman:
لآإِكْرَاهَ
فِيْ الدِّيْنِ
[Tidak ada paksaan dalam
beragama]
Dalam beberapa riwayat diketahui
Rasulullah saw. Juga
mendoakan agar Allah swt. memberikan kepada mereka (kaum musyrik) hidayah untuk
beriman kepada-Nya dan kepada risalah yang dibawa oleh Rasulullah
saw. Diantara riwayat-riwayat tersebut adalah kisah qabilah Daus yang menolak
dakwah Islam yang disampaikan oleh Tufail bin Amr ad-Dausi, kemudian sampai hal
ini kepada Rasulullah saw., lalu beliau berdo'a :
"اللَّهُمَّ اهْدِ دَوْسًا
وَأْتِ بِهِمْ"
Berdasarkan riwayat di atas, maka benarlah bahwa
Rasulullah saw. diutus menjadi rahmat bagi seluruh alam. Beliau tidak
tergesa-gesa mendoakan mereka (orang kafir) dalam kehancuran, selama masih
terdapat kemungkinan diantara mereka untuk menerima dakwah Islam, sebab beliau
masih mengharapkannya masuk Islam. Adapun kepada mereka yang telah sampai
dakwah selama beberapa tahun lamanya, tetapi tidak terdapat tanda-tanda
kenginan untuk menerima dakwah Islam dan dikhawatirkan bahaya yang besar akan
datang dari mereka seperti pembesar kaum musyrik Quraisy (Abu Jahal dan Abu
Lahab dkk), barulah Rasulullah mendoakan kehancuran atas nama mereka.
Sikap
Rasululullah saw yang mendoakan dan mengharapkan orang-orang musyrik
supaya menjadi bagian umat Islam, menguatkan bahwa Rasulullah saw. diutus
membawa misi toleransi, sebagaimana sabda beliau;
فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي لَمْ أُبْعَثْ بِالْيَهُودِيَّةِ وَلاَ
بِالنَّصْرَانِيَّةِ وَلَكِنِّي بُعِثْتُ بِالْحَنِيفِيَّةِ السَّمْحَةِ
[Maka Rasulullah saw
bersabda, “sesungguhnya aku tidak diutus untuk orang-orang Yahudi dan Nasrani,
akan tetapi aku diutus untuk orang-orang yang lurus terpuji.”]
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jadi
dengan dibuatnya makalah ini diharapkya bertoleransi antar sesama, baik dari
hal agama maupun dalam hal lain.
Hal
ini dibutuhkan untuk menciptakan kehidupan yang tentram, sehingga diperlukan
kesediaan pada setiap individu manusia untuk selalu menanamkan sikap toleransi
dalam beragama.kerukunan umat bragama yaitu hubungan sesama umat beragama yang
dilandasi dengan toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling
menghargai dalam kesetaraan pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam
kehidupan masyarakat dan bernegara.
a) Tuhan yang disembah Nabi
Muhammad SAW. dan pengikutnya bukanlah apa yang disembah oleh orang-orang
kafir.
b) Toleransi yang
dibenarkan adalah masing-masing umat beragama saling menghormati, tidak
mengganggu dan tidak memaksakan agama kepada orang lain.
c) Sikap Manusia terhadap
kebenaraan Al-Qur’an ada dua, yakni kelompok Manusia yang percaya terhadap
kebenaran Al-Qur’an, dan Kelompok Manusia yang tidak percaya terhadap
kebenaran Al-Qur’an
3.2 USUL DAN SARAN
Sudah
saatnya bukan perbedaan lagi yang kita cari atau yang kita bicarakan, tapi
persamaanlah yang seharusnya kita cari karena dari persamaanlah hidup ini akan
saling menghargai, menghormati dan selaras. Lewat persamaan kita bisa jalin
persaudaraan dan mempererat tali silahturahi, denga begitu aka tercpta
kerukunan dengan sendirinya.
Hendaknya toleransi disikapi dengan sebaik-baiknya dan
tidak mengikuti kabar yang beredar tanpa mengetahui ilmunya.
DAFTAR PUSTAKA
http://haryayaya.wordpress.com/2011/10/30/toleransi-dalam-beragama/http://riau1.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=499
http://sanadthkhusus.blogspot.com/2011/05/toleransi-dalam-perspektif-hadis-nabi.html
If you're looking to lose fat then you have to jump on this totally brand new personalized keto plan.
BalasHapusTo create this service, certified nutritionists, fitness couches, and cooks have joined together to produce keto meal plans that are powerful, decent, cost-efficient, and delightful.
Since their first launch in 2019, hundreds of individuals have already remodeled their body and health with the benefits a great keto plan can provide.
Speaking of benefits: in this link, you'll discover 8 scientifically-confirmed ones given by the keto plan.