TUGAS
KORESPONDENSI BAHASA INDONESIA
NAMA :
·
ADE SAFITRI
·
EMED .S
·
ICHA
·
M. AHYAR
·
ALDO ALDIANSYAH
SMK SIRAJUL FALAH
2016 - 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Korespondensi
searti dengan surat-menyurat. Korespondensi adalah suatu kegiatan atau hubungan yang dilakukan
secara terus-menerus antara dua pihak yang dilakukan dengan saling berkiriman
surat dari satu pihak kepada pihak lain dapat atas nama jabatan dalam suatu
perusahaan/organisasi dan dapat atas nama perseorangan (individu).
Surat adalah
suatu sarana untuk menyampaikan informasi secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak lain.
Informasi dalam surat dapat berupa pemberitahuan, pernyataan, permintaan,
laporan, pemikiran, sanggahan, dan sebagainya. Agar komunikasi melalui surat dinilai efektif,
maka isi atau maksud surat harus terang dan jelas, serta tidak menimbulkan
salah arti pada pihak penerima.
Gagasan yang
dituangkan dalam surat dapat berupa tujuan atau maksud-maksud tertentu antara
lain: memeberitahukan, memperingatkan, menanyakan, menjawab, meminta,
menawarkan, memerintahkan, melaporkan, memanggil, memesan, mengirimkan,
menjanjikan, memutuskan, mengantarkan, dan lain-lain.
Oleh karena
itu, korespondensi atau surat menyurat
cukup penting untuk dipelajari
dan dipahami karena sangat berkaitan dengan menejemen dan dengan memahami serta
mempelajari korespondensi kita akan mempunyai dasar serta acuan dalam penulisan
karya ilmiah.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa saja
yang menjadi dasar dalam penyusunan surat?
2. Apa saja
bagian-bagian surat dan bagaimana fungsinya?
3. Bagaimana
penggunaan bahasa dalam surat menyurat?
C. Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui
dan memahami dasar surat menyurat.
2. Mengetahui
dan memahami bagian-bagian surat serta fungsinya.
3. Mengetahui
dan memahami cara penggunaan bahasa dalam surat menyurat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Dasar Surat Menyurat
1.
Pengertian Surat
Kata surat
berasal dari bahasa Arab, yaitu surah yang berarti suatu sarana komunikasi
untuk menyampaikan pernyataan atau pikiran secara tertulis kepada orang lain.
Orang lain di sini dapat diartikan perorangan, badan usaha, oeganisasi, atau
lembaga.
Sebagai akibat
perkembangan ilmu dan teknologi modern, sudah banyak sarana komunikasi mutakhir
yang lebih cepat dan praktis yang diciptakan manusia, seperti teleks, telepon,
radio, televisi, telegram, dan sebagainya, di samping surat sebagai sarana
komunikasi secara tertulis. Namun sampai sekarang ini, surat-menyurat masih
tetap penting dan diperlukan sebagai suatu dokumentasi bagi setiap kegiatan dan
perkantoran modern, yang belum dapat tergantikan sepenuhnya oleh sarana
komunikasi lainnya.
Kegiatan
surat-menyurat disebut korespondensi. Orang yang mengerjakan kegiatan surat
menyurat disebut koresponden. Kegiatan surat-menyurat dalam suatu
organisasi/badan usaha merupakan suatu kegiatan yang sangat penting, sehingga
dapat dikatakan bahwa surat menyurat itu merupakan urat nadi dalam suatu
lembaga/organisasi. Bila kegiatan surat-menyurat itu berhenti, dapat pula
dikatakan badan
usaha/lembaga itu berhenti (pasif). Apabila kegiatan surat menyurat meningkat dari waktu ke
waktu, berarti kegiatan atau usaha lembaga itu mengalami peningkatan atau kemajuan.
Berdasarkan
uraian-uarain tersebut di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa surat adalah
buah pikiran seseorang secara pribadi atau seorang pejabat yang mewakili
badan/lembaga yang diutarakan secara tertulis di atas kertas dan terikat dengan
tatacara penulisan tertentu untuk disampaikan kepada pihak lain, dengan tujuan
memperoleh umpan balik sesuai dengan maksud yang terkandung dalam pikiran
tersebut.
2.
Fungsi Surat
Di tinjau dari fungsinya, surat merupakan suatu
sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan informasi kepada orang lain atau
lembaga. Fungsi surat sebagai sarana komunikasi masi memegang peranan penting
dalam komunikasi di antara komunikasi lainnya untuk menyampaikan informasi
kepada orang lain atau lembaga adalah sebagai berikut:
a.
Surat
sebagai media komunikasi
Berkomunikasi
berarti mengemukakan buah pikiran/ gagasan/ pesan/ melalui media. Berkirim
surat pada hakikatnya melakukan komunikasi, sehingga tujuan utama penulis surat
tercapai dan mendapat tanggapan dari si penerima surat sesuai dengan informasi
yang ingin disampaikan oleh si penulis surat itu sendiri.
b.
Surat
sebagai bahan dokumentasi
Surat
merupakan dokumen tertulis yang memiliki kegunaan sesuai dengan isi yang
terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, surat harus disimpang dengan sebaik-baiknya,
karena surat dapat dipergunakan sebagai alat pembuktian suatu kegiatan atau
keterangan. Surat juga merupakan pedoman kerja dalam melaksanakan pekerjaan
seperti instruksi dan surat keputusan.
c.
Surat
sebagai duta suatu lembaga
Surat
sebagai duta atau wakil si penulis surat, berarti dengan perantaraan surat
seakan-akan si penulis hadir dihadapan si penerima (pembaca) surat.
d.
Surat
sebagai tanda bukti sejarah
Surat
sebagai bukti sejarah bila dipergunakan sebagai bahan riset untuk mengetahi
keadaan atau aktivitas suatu organisasi/lembaga pada waktu yang lampau.
e.
Surat
sebagai tanda bukti
Surat
sebagai tanda bukti tertulis dipergunakan bila sewaktu-waktu terjadi
perselisihan (persoalan) dikemudian hari yang tidak diinginkan antar
lembaga atau perorangan yang mengadakan
hubungan surat menyurat (korespondensi).
f.
Surat
sebagai alat pengingat
Surat sebagi alat pengingat karena surat dapat diarsipkan dan dapat dilihat
kembali jika sewaktu-waktu diperlukan.
g.
Surat
berfungsi menjamin keamanan
Dengan menggunakan surat sebagai sarana
komunikasi, maka kerahasiaan dan keamanan serta keterangan lain dalam segala
aktivitas dapat terjamin.
3. Syarat-Syarat Surat yang Baik
Surat yang baik haruslah memenuhi syarat-syarat
penyusunan sebagai berikut: Memahami
masalah pokok yang akan disampaikan
Agar dapat menulis surat dengan jelas,
pengonsep surat harus benar-benar menyadari atau memahami dengan baik masalah
pokok dan tujuan yang akan disampaikan serta cara yang terbaik dalam
penyampaiannya kepada calon penerima surat supaya maksud tercapai sesuai yang
diinginkan penulis surat.
a.
Menurut tata bahasa yang baku
Surat sebagai
sarana komunikasi resmi tentunya harus menggunakan bahasa baku agar isi surat
mudah dimengerti agar isi suratmudah dimengerti dan unsur-unsur gramatikanya
seperti subjek dan predikat dinyatakan secara tegas serta tanda-tanda baca
digunakan dengan tepat dan benar.
b.
Menggunakan
bahasa yang lugas
Bahasa yang
digunakan cukup sederhana dan tidak perlu panjang lebar.
c.
Pilihan
kata yang tepat
d.
Pergunakan
istilah-istilah yang sudah umum dipakai dalam surat menyurat dan jangan membuat
singkatan-singkatan yang tidak umum dipakai serta pergunakan bahasa yang sopan
dan hormat.
e.
Pemilihan
bentuk surat yang tepat Surat sebagai
sarana komunikasi tertulis sebaiknya menggunakan bentuk yang menarik sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dalam bentuk surat yang digunakan.
f.
Isi surat
hendaknya ditulis secara terperinci dan jelas.
Untuk menyusun
surat yang baik, penulis harus mengindahkan hal-hal berikut:
a.
Menetapkann lebih dahulu maksud surat, yaitu pokok pembicaraan yang
ingin disampaikan kepada penerima surat, apakah itu berupa pemberitahuan,
pernyataan, pertanyaan, permintaan, laporan atau hal lain.
b.
Menetapkan urutan masalah yang akan dituliskan.
c.
Merumuskan pokok pembicaraan itu satu persatu secara runtut, logis,
teratur dengan menggunakan kalimat dan ungkapan yang menarik, segar, sopan, dan
mudah ditangkap pembaca.
d. Menghindarkan sejauh mungkin penggunaan
singkatan kata atau akronim, lebih- lebih yang tidak biasa atau singkatan
bentuk sendiri.
e. Memperhatikan
dan menguasai bentuk surat dan penulisan bagian-bagiannya.
f. Mengikuti pedoman penulisan ejaan dan tanda
baca sebagaimana digariskan oleh Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan dan Pedoman Pembentukan Istilah dalam Bahasa Indonesia.
4.
Bentuk-Bentuk
Surat
Ada 7
(tujuh) bentuk dan tataletak penulisan surat resmi yang digunakan di Indonesia.
a. Bentuk Lurus Penuh (Full Block Style)
yaitu bentuk
surat yang penulisannya semua dimulai dari pinggir sebelah kiri. artinya, mulai
dari tanggal, kata penutup sampai kata lampiran yang ditulis di sebelah bawah
penulisannya dimulai dari kiri.
b. Bentuk
Lurus (Block Style)
Bentuk ini adalah yang paling sering
digunakan di perusahaan. Instansi/ lembaga di jajaran Gerakan Pramuka seringkali
menggunakan bentuk ini. Perbedaan dengan Full Block Style ada pada letak tanda
tangan penanggung jawab surat.
c. Bentuk Setengah Lurus (Semi Block Style)
sebenarnya sama
dengan bentuk surat lurus, perbedaannya terletak pada penulisan isi surat dan
tiap alinea baru menjoraok (masuk ke dalam). pada praktiknya, surat dengan
bentuk ini banyak dipergunakan oleh perusahaan.
d. Bentuk Lekuk (Indented Style)
penulisan
alamat pada surat tidak rata atau berbentuk seperti tangga, dan setiap alinea
baru menjorok kedalam.
e. Bentuk Resmi (Official Style)
Bentuk resmi
ini sering digunakan dalam institusi pemerintahan, pada pengetikannya alamat
dalam berada pada sisi sebelah kanan, kemudian paragraf isi surat menjorok
sedikit kedalam, setiap awal paragraf menjorok 5 spasi kedalam.
f.
Bentuk Alinea
Menggantung (Hanging Paragraph Style)
sebenarnya juga
sama dengan surat bentuk lurus, perbedaannya hanya pada penukisan alamat dan
alineanya. Setiap alinea ditulis rata kiri, sedang baris berikutnya menjorok
kedalam.
g. Bentuk Surat Resmi Gaya Baru
Bentuk
surat resmi yang digunakan saat ini adalah bentuk resmi gaya baru ini.
A. Bagian-Bagian
Surat dan Fungsinya
Setipa surat
resmi terdiri atas bagian-bagian yang lengkap, baik surat niaga maupun surat
resmi dinas pemerintahan. Setiap bagian surat mempunyai fungsi dan cara
penulisan.
1.
Kepala surat
Untuk
mempermudah mengetahui nama dan alamat kantor/organisasi atau keterangan lain
mengenai badan, organisasi atau instansi yang mengirim surat tersebut. Dalam
kepala surat yang lengkap tercantum:
a. Nama lengkap
instansi atau badan usaha,
b. Alamat lengkap,
c. Nomor telepon,
teleks, kotak pos, (jika ada),
d. Alamat kawat,
e. Nama kantor
cabang,
f. Nama
bangkernya,
g. Jenis usaha
atau aktivitasnya, dan
h. Gambar-gambar
sebagai simbol/larang.
Secara
sederhana dapat dikemukakan fungsi kepala surat sebagai berikut:
a. Untuk
mengetahui nama dan alamat suatu instansi atau lembaga (pengirim surat),
b. Sebagai
identitas suatu instansi atau lembaga,
c. Sebagai
lambang/simbol suatu instansi atau lembaga, dan
d. Sebagai alat
promosi.
Contoh:
PT SERBA GUNA
JALAN NUSANTARA NOMOR 6
MAKASSAR
2. Nomor surat
Setiap surat resmi yang keluar hendaknya diberi
nomor, yang biasanya dinamakan nomor verbal (urut). Nomor surat dan kode
tertentu pada surat dinas itu berguna untuk:
a.
Memudahkan pengaturan dan penyimpanan sebagai arsip
b.
Memudahkan penunjukan pada waktu mengadakan hubungan surat menyurat
c.
Memudahkan mencari surat itu kembali bilamana surat diperlukan
d.
Memudahkan petugas kearsipan dalam menggolongkan (mengklasifikasikan)
penyimpanan surat
e.
Mengetahui jumlah surat keluar pada suatu periode tertentu
contoh:
Nomor: 23/FAKSAS.UH/II/2014 atau No. : 23/FAKSAS.UH/II/2014
3.
Tanggal surat
Tanggal
surat berfungsi:
a.
Untuk
memberitahukan kepada si penerima surat, kapan surat itu ditulis.
b.
Untuk
memberikan informasi kepada si penerima surat, berapa lama itu diperjalanan
Contoh:
24 Mei 2014
4.
Lampiran
Surat yang melampirkan sesuatu misalnya
kuitansi atau fotokopi, dalam bagian surat perlu dituliskan kata Lampiran atau
singkatan lamp. yang diikuti titik dua (:)
kemudian jumlah yang dilampirkan dan nama barang yang dilampirkan serta
tidak diikuti tanda baca.
Untuk
surat resmi ada dua cara yaitu di bawah nomor (surat resmi) dan di kiri bawah
(surat niaga).
5.
Hal atau perihal
Sebaiknya pada setiap surat resmi, baik surat
dinas pemerintah maupun swasta (bisnis), selalu dicantumkan pokok atau inti
dari surat tersebut.
Hal surat berguna untuk
a.
Menyimpulkan
isi surat,
b. Mempermudah si penerima dalam membahas
masalah,
Contoh
Hal : Jadwal Ujian Semester, Hal : JADWAL UJIAN
SEMESTER
6. Nama dan alamat
surat
Dalam surat menyurat resmi bahasa indonesia,
alamat surat dimulai dengan kata depan kepada tanpa tanda baca. Di muka
nama orang dicantumkan ucapan penghormatan yang terhormat ( Yth.),
kemudian dituliskan kata sebutan saudara (Sdr.), Bapak, Ibu Tuan (Tn.). Jika
disebutkna nama jabatannya, maka tidak perlu memakai sebutan dan tanpa tanda
titik.
Nama jalan hendaknya ditulis lengkap. Nama kota
biasanya didahului kata depan di sebagai pengantar nama kota boleh
dihilangkan. Nama kota digaris bawahi secara berimpit atau nama kota ditik
dengan menggunakan huruf besar semuanya tanpa digaris bawahi dan tidak diikuti
tanda baca.
Conoh:
Kepada atau
Yth.
Sdr. Ahmad Ruyadi Kepada
Jalan
Masjid Raya Nomor 35 Yth.
Sdr. Drs. Nur Ainun
Di Jln.
Salemba Raya No. 76
Makassar JAKARTA
7. Pembuka surat
atau salam pembuka
Salam pembuka merupakan tanda hormat penulis
sebelum memulai pembicaraan. Namun untuk surat resmi/dinas pemerintah lazimnya
tidak perlu diberi salam pembuka. Salam pembuka pada surat niaga yang lazim digunakan
ialah kata-kata: Dengan hormat, Saudara …….. yang terhormat, Bapak ……… yang
terhormat.
8.
Pembuka kata atau alinea pembuka
Merupakan pengantar ke isi surat yang
sesungguhnya guna menarik perhatian pembaca kepada pokok pembicaraan dalam
surat tersebut. Contoh alinea pembuka pada surat yang bersifat pemberitahuan,
pernyataan, permintaan, atau laporan:
a. Dengan ini kami
beritahukan bahwa ……
b. Bersama ini
kami lampirkan …..
c. Kami mengundang
…..
d. Sesuai dengan
pemberitahuan ….
e.
Dengan
sangat menyesal kami beritahukan bahwa …..
f. Perkenankanlah
kami melaporkan
g. Menyambung
surat kami tanggal … No. ...
Orang sering mengacaukan pemakaian kata :
“bersama ini” dan “dengan ini”dalam menulis surat. Perkataan “bersama ini”
hanya dipakai apabila pada surat ada sesuatu yang disertakan atau dilampirkan.
Contoh alinea pembuka pada surat balasan :
a. Sehubungan
dengan surat Saudara tanggal …… No. ...
b. Membahas surat
Saudara tanggal….. No. ...
c. Memenuhi
permintaan Saudara melalui surat tanggal …… No. ...
d. Memperhatikan
surat Saudara tanggal ... No. ...
e. Surat Saudara
tanggal .... No. .... telah kami terima dengan baik. Sehubungan dengan itu ……
9.
Isi surat atau alinea peralihan
Isi atau pokok surat yang sesungguhnya memuat
sesuatu yang diberitahukan, dilaporkan, ditanyakan, diminta atau hal-hal lain
yang disampaikan pengirim kepada penerima surat. Untuk menghindarkan salah
tafsir dan demi efisiensi, isi surat hendaknya singkat, jelas, tepat dan hormat.
Hindari penulisan kalimat yang panjang dan bertele-tele. Kalimat dalam surat
itu haruslah memenuhi kaidah bahasa Indonesia yang baku. Misalnya jangan sampai
ada kalimat yang tanpa subyek, atau hanya terdiri dari keterangan tempat saja.
Isi surat hendaknya disusun dengan baik, untuk
itu perlu diperhatikan pedoman di bawah ini
a. Tetapkan dahulu
maksud yang akan disampaikan, diberitahukan, dikemukakan, diminta, atau
dinyatakan secara jelas,
b. Tetapkan urutan
isi surat itu secara sistematis dan logis,
c. Tuliskan isi
surat iti dalam alinea-alinea yang jelas,
d. Hendaknya
dihindari penggunaan akronimdan singkatan yang belum lasim,
e. Hendaklah
digunakan bahasa Indonesia yang benar dan tepat, sederhana, lugas, sopan,
logis, dan menarik.
f. Bentuk surat
yang tepat dan menarik,
g. Ketikan yang
serapi-rapinya.
10.
penutup kata atau alinea penutup
Merupakan kesimpulan dan berfungsi sebagai
kunci atau penegasan isi surat. Dalam alinea penutup biasanya mengandung
harapan pengirim surat atau ucapan terima kasih kepada penerima surat dan
pembicaraan telah selesai. Contoh:
a. Atas perhatian
Saudara, kami ucapkan terima kasih.
b. Kami berharap
kerjasama kita membuahkan hasil baik dan berkembang terus, terimakasih.
c. Sambil menunggu
kabar selanjutnya, kami ucapkan terima kasih.
d. Demikian
laporan kami, semoga mendapat perhatian Saudara.
e. Besar harapan
kami atas terkabulnya permohonan ini dan untuk itu kami ucapkan terima kasih.
11.
Salam penutup atau penutup surat
Fungsi salam penutup ialah untuk menunjukkan
rasa hormat dan keakraban pengirim terhadap penerima surat. Contoh:
Hormat
kami, Salam kami, Wassalam.
Pada surat dinas pemerintah tidak dicantumkan
salam penutup melainkan cukup disebutkan nama jabatan atau kantornya, kemudian
mencantumkan nama terang di bawah tandatangan. Dewasa ini di bawah nama terang
dituliskan pula Nomor Induk Pegawai (NIP).
12.
Nama terang dan jabatan penanda tangan surat
Surat resmi dianggap sah jika ditandatangani
oleh pejabat yang berwenang. Nama terang penanda tangan dicantumkan di bawah
tanda tangan dengan menggunakan huruf besar pada awal pada awal setiap kata dan
diberi garis bawah atau menggumakan huruf besar semuanya tanpa digaris bawah
serta tidak diikuti tanda baca apa pun di belakang nama penanda tangan.
Penempatan nama jabatan dalam surat dinas pemerintahan, nama jabatan ditulis
lebih dahulu baru diikuti nama terang dibawahnya. Sedangkan dalam surat niaga,
jabatan ditempatkan dibawah nama penanda tangan. Contoh
Surat dinas Surat
niaga
Rektor, Hormat
kami
Prof. Dr. H. Syaifullah Burhan, M. Sc. H. Akhmad Syrif M., S.H
NIP
130183125 Direktur
13.
Tembusan
Tembusan (c.c. = carbon copy;) surat
atau tindasan dikirimkan ke .beberapa instansi atau pihak lain yang ada
kaitannya dengan surat yang bersangkutan. Kata tembusan di tuliskan di sebelah
kiri bawah
Contoh:
Tembusan:
1. Yth. Dirjen
Pendidikan Tinggi
2. Yth. Dirjen
Kebudayaan
14. Inisial
Inisial atau singkatan biasanya diambil huruf
pertama dari nama penyusun konsep surat dan pengetik surat tersebut. Biasanya
hal ini hanya dipakai pada surat niaga. Gunanya untuk mengetahui siapa
konseptor surat tersebut dan siapa pula pengetiknya, sehingga bila dikemudian
hari terjadi kekeliruan, maka mudah mengurusnya.
C.
Bahasa Surat
Bahasa surat harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1.
Bahasa baku
2.
Bahasa jelas atau tidak bermakna ganda
3.
Lugas: tidak mubazir, tidak banyak basa-basi, mengikuti perkembangan bahasa
surat
4.
Efektif dan efisien
5.
Bahasa padu, tiap gagasan dituangkan dalam 1 paragraf
Ciri paragraf yang baik:
a.
mengandung kesatuan isi
b.
kepaduan antar kalimat
c.
ada pengembangan gagasan pokok
6.
Bernalar
7.
Menarik atau mengandung rasa bahasa: kosa kata tepat, optimis, menghindari
pengungkapan secara langsung hal-hal yang tidak menyenangkan
8. Taat asas
Contoh Surat
PT PUSPA RAYA
Jalan Manggis Merah 55
Jakarta
Nomor
:112/PR/V-03
Lamp :2 (dua) lembar
Perihal :Pengiriman Pesanan Kompor
Kepada
Yth.
Sdr. Andri Kusumastuti
Tokoh
Indah Ria
Jalan
Semangka 132
Jambi
Dengan hormat
Memenuhi
pesanan surat Saudara nomor 57/IR/V/03 tanggal 2 Mei 2003 tentang pesanan 50
buah kompor gas, maka dengan ini kami ucapkan terima kasih dan barang tersebut
dalam persediaan kami.
Kami
akan mengirimkannya ke alamat saudara dengan kapal J-S primaga, pada tanggal 16
Mei 3003. Kompor itu kami pak dalam lima peti yang kuat. Setiap peti berisi 10
kompor, tiap-tiap peti kami beri kode dan nomor KG-1 s.d KG-5.
Bersama
ini kami lampirkan selembar faktur dan selembar packinglist. Kami berharap
barang tersebut sampai di tempat dengan selamat. Dan sesudahnya sisa pembayaran
40% segera dikirimkan melalui BNI 46
sesuai dengan janji Saudara.
Atas pesanan
Saaudara kami mengucapkan terima kasih. Kami tunggu pesanan selanjutnya.
Hormat kami
Yuli
Pratama
Menejer
Penjualan
Tembusan:
Yth. Direktur
PT Puspa Raya
YP/AM
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
1.
Dasar surat
menyurat
a.
Pengertian
surat
b.
Fungsi
surat
c. Syarat-syarat
surat yang baik
d. Bentuk-bentuk
surat
2. Bagian-bagian
surat dan fungsinya
a. Kepala surat h.
Pembuka kata atau alinea pembuka
b. Nomor surat i.
Isi surat atau alinea peralihan
c. Tanggal surat j.
Penutup kata atau alinea penutup
d. Lampiran k.
Salam penutup atau penutup surat
e. Hal atau
perihal l. Nama
terang dan jabatan penanda tangan
f. Nama dan alamat
surat m.
Tembusan
g. Pembuka surat
atau salam pembuka n. Iinisial
3. Bahasa Surat
a. Bahasa baku
b. Bahasa jelas
atau tidak bermakna ganda
c. Lugas: tidak
mubazir, tidak banyak basa-basi, mengikuti perkembangan bahasa surat
d. Efektif dan
efisien
e. Bahasa padu,
tiap gagasan dituangkan dalam 1 paragraf
B.
Saran
Korespondensi atau surat menyurat
cukup penting untuk dipelajari
dan dipahami karena sangat berkaitan dengan menejemen. Dengan memahami serta
mempelajari korespondensi kita akan mempunyai dasar serta acuan dalam penulisan
karya ilmiah.
Dalam praktik di lapangan, masih banyak surat
resmi yang penyusunannya tidak cermat, tidak memenuhi syarat-syarat surat yang
baik. Oleh karena itu, pahamilah aturan-aturan tentang surat yang baik serta
milikilah kepandaian atau keterampilan dalam menyusun surat.
Dengan terselesaikannya makalah ini sebagai bahan
diskusi dan memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia kami
berharap dapat menambah pengetahun kepada pembaca dan terkhusus kapada penulis.
Maka dari itu, kami lebih berharap kepada peserta
diskusi ataupun pembaca makalah ini dapat berperan aktif dalam diskusi dengan
materi yang kami paparkan yaitu Korespondensi Bahasa Indonesia.
Kami menyadari bahwa, dalam makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan
baik dalam penyusunan maupun penulisan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari Dosen pembimbing serta rekan-rekan mahasiswa demi
kesempurnaan makalah ini serta makalah yang akan kami buat selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar